Minggu, 24 April 2011


Catatan Sepakbola
BERJUANG SAMPAI AKHIR
Oleh Lukman Emha

Seperti Seri A saja, saking ketatnya persaingan liga tersebut, juaranya baru bisa ditentukan pada pertandingan terakhir hampir tiap tahun guliran kompetisi. Itu pula yang terjadi dengan Divisi Utama Liga Tiphone musim 2010/2011 ini. Beberapa tim yang berpeluang menjadi juara atau berlaga di delapan besar tidak boleh bersantai pada partai terakhir. Persiraja misalnya, harus menang di partai pamungkas melawan PS Bengkulu (Senin/25/4) jika ingin menjadi jawara di Grup I. Jika kalah, kesempatan juara bisa melayang, bahkan kesempatannya berlaga di delapan besar berada dalam bahaya.

Andai Persiraja sudah memastikan diri sebagai jawara, partai pamungkas ini dipastikan menjadi milik pemain cadangannya. Di liga manapun, tim yang yang sudah memastikan juara atau stagnan di posisi tertentu akan menjadikan partai sisa sebagai kesempatan untuk menurunkan pemain cadangan, yang pada partai sebelumnya jarang atau bahkan tidak pernah tampil sebagai starter.

Namun dalam kondisi kepepet, pelatih manapun tidak berani berjudi dengan menurunkan stok cadangannya. Sebab, risikonya tim bisa tergelincir dan gagal. Karna itu, amat logis bila semua tim akan menurunkan tim terbaiknya kecuali andalannya terkena akumulasi kartu. Perburuan tiket ke delapan besar membuat seluruh tim yang masih berpeluang tidak boleh berhenti mengejar sikulit bundar sebelum peluit akhir pertandingan melengking. Laga setiap tim akan terlihat seperti pertandingan final.

Ada 5 tim yang akan menjalani laga hidup mati demi tiket delapan besar. Persiraja, PSAP, PSMS, Persipasi, dan Persita, harus berjuang sampai di garis finis untuk menjaga peluang yang ada. Persiraja belum kokoh di puncak klasemen dengan perolehan nilai 45, diikuti PSAP dengan nilai 44, PSMS Medan 42, Persipasi 40, dan Persita 39.

Persiraja dan PSAP sudah mengantongi 23 pertandingan. Itu artinya dua tim asal Aceh tersebut cuma menyisakan satu pertandingan saja yakni sama-sama melawan PS Bengkulu di kandang sendiri. Sedangkan empat pesaingnya yang lain masih menyimpan dua pertandingan sisa.

Dengan demikian, jika semua tim mampu memungut poin penuh di sisa laganya, Persiraja dan PSMS akan meraih poin 48 (posisi kedua tim akan ditentukan melalui selisih gol), PSAP 47, Persipasi 46, dan Persita 45. Dalam posisi seperti ini Persipasi dan Persita akan gigit jari. Sebab, untuk berlaga di delapan besar, minimal sebuah tim harus menjadi peringkat tiga terbaik di klasemen.

Tetapi, jika dua tim Aceh (Persiraja dan PSAP) kesandung di kandangnya sendiri, ada kemungkinan perolehan nilai mereka akan dilampaui tim lain, apabila tim-tim yang menjadi pesaing meraup poin penuh di setiap laganya. Bisa saja PSMS menjadi juara grup (48), Persipasi runner up (46), dan Persiraja atau Persita akan mengisi peringkat tiga (45), tergantung selisih gol kedua tim (sejauh ini selisih gol Persita lebih baik daripada Persiraja). Jika PSAP out dari peredaran 3 besar klasemen, berarti gagal ke delapan besar. Ini tidak kita harapkan.

Oleh sebab itu, Persiraja dan PSAP tidak boleh bersantai di laga terakhir menghadapi PS Bengkulu. Hanya kemenangan yang akan mengamankan posisi mereka. Persiraja yang lebih dulu melakukan pertandingan harus menang. Bila menang, Persiraja bukan sekadar lolos ke delapan besar, prediket jawara Grup I bisa jadi akan dalam genggaman. Sungguh sempurna bila perjuangan sampai akhir berbuah manis dengan jadi jawara. Di atas kertas, Persiraja bisa mengatasi lawannya itu, namun di atas lapangan semua bisa terjadi. Waspadalah!

harian aceh/25/04/2011